Beberapa akhir ini sering nonton youtube tentang productivity , personal finance , books , self help and etc. Tanpa sadar kadang terperangkap di toxic environment mendapatkan kepuasan dari mengimajinasi kan bagaimana sosok diri sendiri sebagai sosok ideal sesuai dengan buku buku self help itu.
Anyway , somehow masih bisa dapat memetik beberapa hal bagus sih , terutama berkat youtube Allexandro Ruby. Walaupun biasanya orang Surabaya mager ya dengerin orang aksen orang jekate tapi somehow orang satu ini gak begitu rese
Berkat beliau akhirnya mencoba menekuni hobi baru yaitu
Baca Buku
Iya tidak salah baca saudara saudara, baca buku.
Selama hidup 1/4 abad , aku hanya baca buku kalau memang dipake di kuliah. Ga pernah baca buku karena sebuah hobby dan aku rasa itu hal biasa sih di abad 20 dimana semua sudah dipermudah dan banyaknya short content yang membuat brain fog dan susah berkonsentrasi.
Well salah satu highlight yang sangat membuka pikiran itu Buku ini nie.
Sadly , buku ini gak dijual di tokobuku international di Tokyo jadi harus pesen amazon prime mamamia (kena 3000円an )
Well salah satu pembahasan yang mindblowing itu tentang pembahasan buku Homo Sapiens by Yuval Noah Harari, penulis tersukses buku antropology saat ini (terjual sekitar 45 juta buku , FYI marmut merah jambu kalau ga salah 1 juta an)
Ini yang dia bilang
”There is absolutely nothing there that is new. I am not an archeologist , I am not a primatologist. I mean , I did zero research… It was just reading the kind of common knowledge and presenting it in a new way”
tl;dr itu di era sekarang ,
the best story wins
, not the best idea , not the right idea , not the most rational idea
bukan berdasarkan apa yang paling baik , apa yang paling efisien , apa yang paling akurat , dan sebagainya.
Ini lumayan mindblowing untuk aku , apalagi dari background yang sangat teknik.
Where everything is based on data , well you know the usual jargon
Data speaks for itself.
But not really because it only applies for excellent people. Karena hanya orang orang yang experienced dan jago bisa menyimpulkan sebuah “story” dari data. Tapi berapa banyak orang “talented” sih di dunia? The bell curve exists for a reason
Tapi memang ini terjadi sih di dunia kerja imo , seperti misal ada 2 junior yang presentasi. Walaupun junior A ini sangat pintar dan jago technical stuff tapi karena presentasinya boring , artikulasi buruk dan gak ada flow , tentunya pasti kita bakal lebih condong ke junior B yang walaupun isi presentasinya biasa tapi flow , alur , artikulasinya terplanning dengan baik.
Well akibat buku itu juga akhirnya aku juga ingin latihan menulis sebuah blog-blog kecil yang bakal bahas personal finance , japan life and adulting hehe.
Sekian background , lets see if i can keep this up every week
Cheers :))